Sabtu, 19 April 2014

Love Has Come | Part 7

Sheryl tengah berbaring ditempat tidur dengan posisitengkurap dengan sebuah guling yang menahan dagu dan tangannya yang sedangmemegang sebuah bingkai fhoto. Sheryl menatap sendu kearah fhoto itu, fhoto Rega dengannya.
“Aku sayang sama kamu! Aku takut kamu marah kalau saja aku bilang aku dijodohkan, dan  meninggalkanku”Sendu Sheryl memeluk erat bingkai fhoto itu. Tak terasa butiran bening denga nbebas keluar dari sudut matanya.
“Sher..” Panggil Valent yang menyembulkan kepalanya dibalik pintu-lagi.
“Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?”Sheryl menghapus air matanya dan mengubah posisi menjadi duduk.
“Maaf..” Ujar Valent menggaruk tengkuknya. “Kita makan malam sekarang, Seno telah menunggu!”Lanjutnya berlalu pergi.
“arggghh.. dia itu sangat menyebalkan!”Teriaknya kesal.



 Valent dan Seno tampak seru membicarakan sesuatu sampai tak menghiraukan keberadaan Sheryl didepan mereka yang tengah makan dan tampak risih.
“Ini tempat makan bukan? Berhentilah berbicara.Mengganggu!”Sindir Sheryl dengan sinisnya yang masih makan dan tidak sama sekali menatap kedua pemuda yang serempak menatapnya.
“Apa??”Semprot Sheryl yang melotot kearah mereka.
“Valent, kekasihmu sangat menakutkan!”Bisik Seno kepadaValent. tapi masih dapat terdengar oleh Sheryl, Valent hanya tersenyum geli.
“Apa kau bilang?”Sheryl menatap tajam Seno yang gelagapan mendapat pertanyaan itu.
“Aku.. aku tidak bilang apa-apa”Elaknya.
“Sheryl kau sangat lucu, bukankah begitu Seno?”Ujar Valent meminta pendapat Seno, yang berhasil membuat kedua pipi Sheryl merah merona,malu.
“Yah lucu”Uja Seno tampak terpaksa, apa yang lucu? Seram begitu. Kau buta Valent, kau buta karena cinta! Batin Seno tersenyum sinis.
“Nah, Kau lucu Sheryl.. itulah sebabnya aku menyukaimu”UjarValent seperti tanpa dosa mengatakannya dan tersenyum dengan lembut kearah Sheryl yang menatapnya bengong sampai pipinya mulai memanas kembali danmenunduk.
Aku pasti terlihat bodoh sekali!Batin Sheryl menyembunyikan wajahnya yang sudah berubah seperti bakpau merah itu.
 Semilir angin malam menerpa wajah tampan Valent yang tengah berdiri di balkon kamarnya dengan menatap bintang-bintang dilangit yang tampak seperti tersenyum kepadanya. Kamar Valent memang dilantai 2 dengan pintu kaca geser yang menjadi penghubung dengan balkon kamarnya.
“Indah” Gumamnya.
 Sheryl yang memang tidak mengetahui kamarnya  bersebelahan dengan Valent, beranjak dari tempat tidurnya dan melangkahkan kaki kebalkon kamarnya, Sheryl tak menyadari keberadaan Valent yang berada diseberang balkon lainnya yang dibatasi beberapa meter dari balkon kamarnya.
Valent yang menyadari hal itu, menatap Sheryl sambil tersenyum. Gadis yang ditatapnya tidak sama sekali menyadari hal itu. Perlahan Valent menghampiri sisi balkon yang menghadap kerah balkon Sheryl dan menopang lengannya diatas balkon yang terbuat dari besi itu.
“Sudah malam, udara malam tidak baik untukmu”Ujar Valent.
“Valent?”Pekiknya kaget. “Aku hanya bosan saja dikamar,makanya aku kesini” Ucap Sheryl  berusaha mengatasi kekagetannya.
“Kalau begitu... Mari kita pergi.. Jalan-jalan?”
“Em.. Apa?.. Aku..”Sheryl tampak menimbang-nimbang ajakanitu.
“Ayolah, kau bilang bosan”
“Baiklah”Ucap Sheryl akhirnnya.

Valent mengajak Sheryl jalan-jalan saja disisi trotoar jalanan kompleks perumahan yang Ia tinggali. Mereka menyusuri jalanan itu dengan penuh bisu, tak ada yang mau membuka mulut diantara mereka berdua.“Ekhem” Valent berdehem memecah keheningan malam yang mulai larut.

“Tidak nyaman bukan? Hanya berdiam diri seperti ini?”Ujar Valent mengawali pembicaraan.
“Tidak ada pembahasan penting diantara kita!”Ujar Sheryl jutek.
Valent menghentikan langkahnya, Sheryl menatap bingung kearah pemuda disampingnya itu, dan  ikut berhenti melangkah. “Aku selalu merasa.. bahwa kamu selalu menganggap.. bahwaaku tidak ada”Valent memasukan kedua tangannya yang sudah merasa dingin kesaku jaket yang ia kenakan dan menghela nafas panjang, seolah bebannya masih berat.“Emm.. Sedih memang, merasa tidak dianggap oleh orang yang kita sayang”Valent tersenyum miris meratapi dirinya. “Aku sadar, kalau saja kamu masih belum bisa menerima perjodohan ini.. entah yang akan berakhir seperti apa nantinya.”Valent tersenyum miris kembali. “Aku hanya menginginkan, kamu selalu ada disampingku,hanya itu! tidak lebih”Wajahnya berubah sendu. Valent menoleh kearah Sheryl yang menatapnya tak percaya, iapun tersenyum lembut kepada gadisnya itu. “Pada saatnya kamu akan bahagia, mungkin bukan bersamaku. Karena aku hanya memintamu sesaat”Ujar Valent mengeluarkan sebelah tangannya yang bersebelahan dengan Sheryl, lalu menarik jemari Sheryl kedalam genggamannya dan memasukkan kembali tangannya kedalam saku jaket. “Kamu pasti kedinginan.. Aku berjanji akan menjagamu”Valent mengakhirinya dengan sebuah senyuman manis. Sheryl hanya tersenyum sendu.

Apa aku harus menerimanya? Tidak! Aku mencintai Rega, sangat mencintainya. Tidak mungkin aku harus mengorbankan perasaan ini, demi pemuda itu! Tapi, dia sangat baik padaku.  God help me! Batin Sheryl berkecamuk dengan berbagai argumen. 



“Besok, aku ingin mengajakmu makan malam diluar”Ujar Valent saat mereka sudah sampai didepan rumah yang entah sejak kapan.
“Baiklah”Sheryl menghela nafas panjang saat Valent berlalu pergi dari hadapannya yang masih mematung didepan pintu.
Aku akan berusaha menerimanya! Semangat Sherylll....

Buat yang belum membaca dari awal saya memberi linknya dari part 1